Ahad ba’da maghrib saya kedatangan tamu, yakni keponakan saya dari Surabaya yang beberapa waktu lalu melakukan aqdun nikah. Keponakan saya ini disamping sebagai Radiografer di RS Universitas Airlangga juga sebagai Radiografer di Laboratorium Klinik Ultra Medica Surabaya, tempat dimana saya juga pernah bekerja selama 12 tahun di sana, sebelum akhirnya saya pindah untuk mengabdikan ilmu, beribadah, dan sekaligus mencari rizki di RSUD Nganjuk tahun 2009. Di sela kesibukan bekerja di dua tempat tersebut, dia harus berusaha keras untuk merintis bisnis. Karena berbinis dan usaha memang dambaan banyak orang, meski bukan dambaan semua orang.
Setelah berbincang santai termasuk dengan tamu lainnya akhirnya jam 20.00 an setelah tamu yang lain pamit pulang, bersama keluarga saya ajak keponakan saya dan istrinya ke destinasi kuliner “terlaris“ di Kertosono, yakni warung lesehan nasi pecel dan tumpang khas Kertosono. Yups, warung makan murah yang terjangkau dan menjadi jujugan semua kalangan. Tidak hanya dari warga Nganjuk, tapi juga berbagai daerah termasuk Surabaya. Karena keponakan saya ini sedang merintis usaha kuliner, maka salah satu yang ditanyakan adalah kenapa bisa laris? Tentu setelah mengomentari sajian nasi pecel dan tumpeng khas Kertosono tersebut. Dalam membangun bisnis sebenarnya banyak hal yang harus kita rencanakan agar bisnis kita sukses. Salah satu pertimbangan teknis yang menurut saya harus betul-betul kita perhatikan sebelum kita merintis bisnis adalah bahwa usaha tersebut harus bisa memenuhi minimal salah satu di antara dua hal ini, pertama The First yang kedua The Best.
Nasi pecel dan tumpang di sekitar stasiun Kertosono ini memang bukan pertama karena tentu saja banyak warung-warung pecel serupa di daerah Kertosono. Apalagi sebelumnya juga sudah ada warung serupa yang sudah laris, yakni di terowongan dan di taman kertosono. Namun untuk di daerah Stasiun Kertosono ini adalah yang pertama. Berawal dari beberapa tahun lalu pasca “penggusuran” dan “pembersihan” Stasiun Besar KA Kertosono yang disterilkan dari pedagang kaki lima dan asongan. Mereka akhirnya membuat warung-warung nasi pecel dan tumpang di dekat mulut gang (sekitar 100 m) dari gang masuk Stasiun Kertosono.
Menjadi pertama, namun membuka hampir bersamaan di antara orang yang “tergusur” tadi ternyata membawa berkah bagi para pedagang eks Stasiun Besar KA Kertosono. Area publik sebagai “foodcourt” (meskipun mereka tidak menyebut demikian), alhamdulillah atas pertolongan Allah tempat itu terbentuk. Maka jadilah beberapa warung disana laris manis, setidaknya untuk 3 tempat karena dalam beberapa bulan terakhir ini muncul lagi satu warung yang sama dengan konsep yang sama pula.
Hal yang sama alhamdulillah terbentuk pada aqiqah berkah (www.aqiqahberkah.com). Pada saat usaha dan penyediaan hewan qurban belum ramai seperti saat ini dengan banyaknya orang yang berbondong-bondong membuat layanan aqiqah dan qurban. Atas petunjuk Allah SWT, saya sudah merintisnya sejak tahun 2007 dan itu terkategori pertama untuk Kabupaten Nganjuk, dimana istri saya yang asli Nganjuk pun saat itu tidak yakin. Orang Nganjuk itu senangnya masak sendiri kalau punya hajat, begitu kata istri. Namun atas pertolongan Allah SWT dengan menjadi yang pertama tersebut, usaha ini tetap eksis dan terus tumbuh dan berkembang, meskipun sudah sangat banyak layanan-layanan yang serupa.
Oleh karena itu, jadilah yang pertama untuk mendirikan bisnis apapun bisnis tersebut. Namun bila tidak bisa, jangan ciut nyali dan jangan putus harapan karena kita masih bisa menjadikan bisnis kita menjadi the best. Diiringi dengan dengan bersyukur, do’a, berbagi, dan selalu birrul walidain (apa hubungannya? insya Allah nanti akan saya buatkan catatannya). The first atau the best adalah pilihan, tinggal bagaimana kita merealisasikan. Kemudian yang tidak kalah penting dari semua itu untuk bisa punya bisnis adalah keberanian untuk memulai, Take Action.
Semoga Allah SWT memudahkan kita semua, bil khusus para “penikmat” catatan harian saya di www.ponpesbaron.id.
Salam Sukses Berkah.
Mantabbbbb…
The Fisrt and The Best …
Sangat inspiratif