Malam itu bulan Oktober 1998, saat saya menunaikan amanah dakwah dan berdiskusi untuk membicarakan pengembangan buletin dakwah al Ihtikam dengan Ustadz Rahmat (almarhum semoga Allah SWT meninggikan derajat beliau di yaumul akhir) selaku penanggung jawab penerbitan, dikejutkan dengan hilangnya sepeda motor shogun warna biru yang saya pinjam dari salah seorang akhwat, mahasiswi Fakultas MIPA Unair. Setelah tiga bulan berselang tepatnya 18 Januari 1999, beberapa jam menjelang hari raya idul fithri 1419 H, saya kedatangan 2 orang tamu yang tidak lain adalah orang tua dan paman dari akhwat yang sepeda motornya saya pinjam dan hilang tersebut. Di samping untuk silaturahim, tentu kedua orang tersebut adalah dalam rangka mengambil hak beliau, yakni mengambil sepeda motor yang saya hilangkan. Beliau meminta agar saya betul-betul bisa mengusahakan besok pagi 1 syawal 1419 (19 Januari 1999) maksimal jam 09.00 mengembalikan sepeda motor atau uang pengganti sepeda motor telah tersedia. Suasana hati dan pikiran tentu jadi gundah. Bagaimana tidak saat takbiran berlangsung harus memikirkan pengembalian hutan yang nilainya begitu besar. Sementara sehari-hari untuk ke kantor dan menjalankan aktivitas dakwah harus naik sepeda ontel (sepeda jengki kata orang jawa) berwarna biru yang setia menemani saya.

Alhamdulillah atas ijin dan pertolongan Allah SWT lewat ustadz Fikri A.Z yang saat itu menjadi ketua panitia zakat, urusan tersebut dibantu menyelesaikannya. Lewat pager yang saya pakai pada tengah malam takbiran tersebut, saya diminta untuk menghubungi beliau, dan masya Allah zakat fitrah sebanyak 2 ton beras, zakat maal, dan bantuan lainnya malam takbiran diserahkan oleh beliau kepada saya. Malu sebenarnya untuk menerimanya, tapi tidak apa-apa karena saya gharim, gumam saya dalam hati sehingga pagi itu pada 1 Syawal bisa menunaikan pembayaran hutang sepeda motor tersebut, Alhamdulillah ya Allah.

Sejak saat itu saya berazam dan sekaligus berdo’a, Ya Allah ternyata punya hutang dan ditagih itu demikian berat. Untuk itu bantulah saya,  insya Allah saya akan berusaha untuk senantiasa bisa membantu orang lain yang membutuhkan, baik dengan rizki yang saya dapatkan sendiri (dengan ikhtiar saya melalui bekerja) atau dengan rizki orang lain yang dititipkan kepada saya untuk ditasarufkan kepada orang yang membutuhkan atau dengan pikiran dan tenaga saya. Tidak lama setelah itu, doa tersebut alhamdulillah dikabulkan Allah SWT. Saya dikenalkan oleh Ustadz Harun Musa (saat ini beliau adalah pengusaha properti syariah D’Ahsana, semoga usaha beliau semakin lancar dan rizkinya penuh dengan keberkahan, Aamiin) kepada ustadz Jamil Az Zaini penanggung jawab program Tebar Hewan Kurban Dompet Dhuafa Republika Jakarta (beliau saat ini menjadi inspirator Sukses Mulia, CEO dan owner PT. Kubik Leadhership). Dari perkenalan tersebut, saya mendapat amanah dari Ustadz Jamil Az Zaini untuk menyalurkan 182 ekor kambing kurban di wilayah Surabaya untuk daerah kantong-kantong para pemulung, orang-orang yang kurang mampu, serta panti asuhan dan pondok pesantren, pada idul Adha 1419 (H)/1999 M.

Alhamdulillah, sampai saat ini saya masih dipercaya untuk menjadi mitra Dompet Dhuafa (saat ini tanpa Republika) dalam program pemberdayaan peternak dan Tebar Hewan Kurban dan 1438 H/2017 adalah tahun ke-20 bagi saya dan teman-teman menyalurkan hewan Qurban (dan aqiqah) dengan jumlah lebih dari 20.000 ekor. Semoga Allah SWT meridhoinya. Aamiin.

6 Responses

  1. Assalamu’alaikum wr.wb. Semoga panjenengan semua sehat. Aamiin. Insya Allah hari ini saya memulai kembali untuk menulis. Membuat catatan kecil untuk website ponpesbaron.id saran dan masukan sangat saya butuhkan melalui wa 082140280004. Wasalam, Abdul Aziz

  2. Subhanallah….!!
    Rasa Terharu ana ketika membaca tulisan panjenengan Al-Mukarrom Abi Abdul Aziz, seakan larut dalam peristiwa tersebut…
    Semoga Allah senantiasa melimpahkan kesehatan dan kekuatan kepada panjenengan dalam segala urusan…Aamiin yaa robbal ‘alamin…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *