مالك ما قدمت ومال وارثك ما أخرت
Hartamu adalah yang kau infakkan, adapun yang kau simpan adalah harta ahli warismu. (HR Bukhari)
Hidup penuh dengan pilihan bagi setiap hamba. Apakah kita akan memilih untuk berbuat kebaikan atau justru menyelimuti hidup kita dengan berbagai kemaksiatan kepada Allah SWT. Namun apapun pilihan kita, kelak akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT.
Bila perbuatan baik yang kita lakukan, maka insya Allah itulah yang akan mengantarkan kita kepada RidhoNya. Namun sebaliknya, bagi siapa saja yang menjalankan kemaksiatan, maka murka Allah SWT dalam neraka akan menunggunya. Oleh karena itu, berbagai macam kebaikan harus kita lakukan untuk mendapat Ridho Allah SWT yang setinggi-tingginya.
Begitu juga dalam urusan harta, kita diperintahkan oleh Allah SWT untuk selalu makan harta yang halal dan baik.
يٰۤاَ يُّهَا النَّا سُ كُلُوْا مِمَّا فِى الْاَ رْضِ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖ وَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ ۗ اِنَّهٗ لَـكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
Artinya: “Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu”. (QS. Al Baqarah : 168)
Makan harta yang halal dan baik berarti meniscayakan baik pula dalam proses untuk mendapatkan, yakni harus berkesesuaian dengan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT dan meninggalkan yang dilarangNya. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah apakah semua harta yang halal tadi semua harus dihabiskan untuk kita makan? Tentu jawabannya adalah tidak.
Ada harta-harta yang harus disiapkan untuk kebutuhan yang kita rencanakan dalam mengarungi kehidupan kita di dunia ini. Namun, seharusnya ada harta yang kita miliki tersebut untuk menghadapi kehidupan yang kekal, yakni kehidupan kelak di yaumil akhir.
Dan tahukah kita? sesungguhnya harta abadi yang menjadi milik kita, bukanlah harta yang kita siapkan dan simpan untuk merencanakan kehidupan di masa yang akan datang atau harta yang kita tinggalkan saat kita dipanggil untuk menghadapNya. Namun, harta yang sesungguhnya menjadi milik kita adalah harta yang kita infaqkan di jalan Allah SWT. Sebagaimana hadits yang di sampaikan oleh Baginda Rasulullah Muhammad SAW :
مالك ما قدمت ومال وارثك ما أخرت
Hartamu adalah yang kau infakkan, adapun yang kau simpan adalah harta ahli warismu. (HR Bukhari)
Untuk itu, Pondok Pesantren Daar Al Musthofa (Pondok Pesantren Baron 1) lewat program pembebasan lahan, Masjid Al Izzah lewat pembangunan Masjid Al Izzah, serta Villa Qur’an lewat pembangunan KB, TK, SD Villa Qur’an yang akan mencetak generasi dini dalam menghafal Al Qur’an, berkeinginan untuk membantu kaum muslimin menjadikan hartanya menjadi harta abadi yang dimilikinya dengan cara berinfaq dan bershodaqoh jariyah melalui :
- PP Daar Al Musthofa
- Masjid Al Izzah
- Villa Qur’an
Infaq dan shodaqoh jariyah bisa ditransfer lewat :
- PP Daar Al Musthofa bisa melalui Bank Syariah Indonesia di nomor rekening 7152791407 atas nama Daar Al Musthofa.
- Masjid Al Izzah bisa melalui Bank Syariah Indonesia di nomor rekening 7146741902 atas nama Masjid Al Izzah.
- Villa Qur’an untuk para penghafal Al-Qur’an bisa melalui Bank Syariah Indonesia di nomor rekening 7118956855 atas nama Villa Qur’an.
Kita juga mempunyai program baru berbagi sembako khususnya beras untuk para tetangga pondok, bisa melalui :
- Pengabdian masyarakat melalui Bank Syariah Indonesia di nomor rekening 7177059786 atas nama Pengabdian Masyarakat.
Informasi lebih lanjut, kaum muslimin bisa menghubungi Ustadz Dwi Soni.S, S.Kom di nomor HP/WA 0812 1720 9001.
Semoga Allah SWT memudahkan segala urusan panjenengan, seluruh kaum muslimin, dan juga para donatur dari program-program yang ada di Pondok Pesantren Baron.
Selamat beraktivitas dan beribadah, serta berinfaq dan bershodaqoh jariyah melalui Pondok Pesantren Daar Al Musthofa, Masjid Al Izzah, dan Villa Qur’an, serta Program Pengabdian Masyarakat.
Salam Sukses Berkah
Abi Abdul Aziz, S.Tr.Kes
Ketua Umum Dewan Tanfidziyah Pondok Pesantren Baron