Oleh : Ustadz Suliswanto, S.Pd
Takmir Masjid Al Izzah Pondok Pesantren Baron
Ma’asyirol Muslimin rahimakumullah, kaya dalam Islam sesungguhnya tidak hanya didefinisikan dengan bergelimangnya materi semata. Namun, lebih pada substansinya. Maka, Rasulullah Nabi Muhammad SAW mengingatkan kita selaku umatnya bahwa kekayaan sejati itu berada di hati.
Menjadi kaya atau tidak, sejatinya lebih merupakan persoalan mental batiniah masing-masing orang. Faktanya secara kasat mata, keluarga yang hartanya biasa-biasa saja, tetapi perilakunya menunjukkan ketercukupan (nrimo ing pandum, qanaah). Sebaliknya ada juga yang sudah bergelimang harta, tahta, bahkan bisa jadi memiliki anak yang tampan rupawan, cantik mempesona, keluarga serba ada, sepeda motor turah, mobil mewah, dan sawah berlimpah, namun sikapnya menunjukkan ketidak puasan dan ketidak tercukupan masih saja kurang dan ngrangsang.
Kaya materi, punya emas picis rojo brono, dan kendaraan tersedia tentu saja penting, itu tidak salah dan sah. Namun, semua hal itu adalah bagian dari hiasan dunia. Dengan demikian manusia bisa hidup lebih nyaman, lebih mudah, dan lebih indah dalam menjalani kehidupan karena hiasan idealnya bisa dinikmati oleh berbagai pihak.
Sudah menjadi fitrah manusia memang dan sudah sunatullah, jika manusia cenderung menyukai emas picis rojo brono. Disinilah kemudian harta, tahta, dan wanita mengandung pesona tersendiri. Dalam normativitas Islam dinyatakan bahwa Allah SWT memang menghadirkan rasa senang pada setiap manusia terhadap harta dalam segala rupa bentuknya.
“Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia, kecintaan terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik” .(QS. Ali Imran : 14).
Maka seyogyanya harta benda, uang banyak, dan emas picis rojo brono yang berlimpah akan lebih bermanfaat, bila sebagian kita infaqkan di jalan Allah SWT. Oleh karena itu, monggo saling berlomba-lomba untuk menginfaqkan sebagian harta benda emas picis rojo brono yang kita miliki agar tidak hanya menjadi bagian dari hiasan dunia saja, namun juga memiliki kebermanfaatan bagi berbagai pihak, golongan, dan kalangan, utamanya bermanfaat dijalan Alloh SWT.
Bila panjenengan semua berkenan mentasharrufkan sebagian harta, Masjid Al Izzah Pondok Pesantren Baron membuka lebar menerima infaq terbaik panjenengan melalui nomor rekening 7146741902 atas nama Masjid Al Izzah atau langsung menghubungi Ustadz Dwi Soni. S, S.Kom di nomor HP/WA 0812 1720 9001 dan Ustadz Suliswanto, S.Pd di nomor HP/WA 0858 5331 9179.
Semoga hari-hari kita senantiasa diberikan kemudahan oleh Allah SWT, Aamiin Yaa Allah.
Wassallamuallaikum warahmatullahi wabarokatuhu