Hubungi Kami 0812 1720 9001

Jadilah Seperti Pemuda Kahfi !

Wahai pemuda! Jadilah seperti pemuda kahfi. Berani menentang kedzaliman, meruntuhkan kesesatan, dan tidak takut terasing untuk menegakkan kebenaran. Wahai Pemuda! Peganglah prinsip, kebenaran pasti akan menang!

Sobat, pembicaraan tentang generasi muda sangat menarik, menyenangkan, dan banyak manfaatnya. Karena hal ini akan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi umat Islam.Terlebih lagi bila upaya dan usaha yang dikerahkan generasi muda berkesinambungan dan memadai.

Generasi muda yang diharapkan dan diinginkan Islam adalah generasi muda yang diinginkan Allah SWT untuk mengemban kalimat “ Laa ilaha Illallah” sehingga mereka hidup karena untuk “ Laa ilaha Illallah.” Selain itu, agar mereka meninggal dunia karena “ Laa ilaha Illallah.”

Cobalah kita tengok shirah Rasulullah SAW, bukankah generasi mudalah yang mendominasi jumlah pasukan yang ikut berjuang dan berjihad bersama Rasulullah SAW. Sebagian besar penceramah dan singa podium di masa Rasulullah SAW juga generasi muda. Para utusan dan ajudan Rasulullah SAW juga generasi muda. Para generasi muda yang seperti ini menjadi orang-orang pilihan, menjadi pelita hidup, dan menjadi panutan yang dapat dibanggakan.

Sementara keadaan generasi kita sekarang sangat bertolak belakang dengan generasi pertama tadi. Mereka larut dengan arus syahwat yang mendera dan arus syubhat yang mengalir sehingga cahaya dan pelita hidup yang dibawa oleh baginda Rasulullah SAW semakin redup dan hampir tak bersinar lagi.

Al Qarni menjelaskan bahwa yang dimaksud syahwat adalah segala bentuk kemaksiatan. Syahwat adalah penyakit kemaksiatan dan dosa yang sering digandrungi generasi muda, seperti kepada wanita yang auratnya tidak boleh dilihat, keinginan mendengarkan nyanyian-nyanyian glamour, keinginan melihat gambar dan majalah-majalah porno, bergaul dengan para penganggur dan gelandangan, banyak bermain, berdusta, mengadu domba, serta keinginan menipu dan berbohong.

Mayoritas generasi muda terjerumus ke dalam lembah penyakit syahwat ini, bukan penyakit syubhat karena yang terjerumus ke dalam penyakit syubhat ini adalah orang-orang yang bergelut pada hal-hal yang bersifat pemikiran, filsafat, syak-wsangka, kebimbangan, serta gangguan-gangguan. Sementara penyembuhan penyakit syubhat ini adalah dengan keyakinan yang mantap, serta ilmu pengetahuan yang memadai dan bermanfaat.

Penyembuhan dari penyakit syahwat ini adalah dengan bersabar dan sholat. Allah SWT berfirman :

“ Dan Kami jadikan diantara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.” ( Terjemahan QS. As –Sajdah :24).

Maksudnya mereka sabar terhadap nafsu syahwat dan yakin dengan keimanan mereka, meski gempuran syahwat dan syubhat datang menyerang mereka sehingga Allah menolong dan menjadikan mereka sebagai panutan dan suri tauladan. Sebagaimana yang dilakukan oleh 7 orang pemuda kahfi yang kisahnya diabadikan oleh Allah di dalam QS. Al-Kahfi.

Jadi, barang siapa tidak bersabar terhadap nafsu syahwatnya, maka dia tidak pantas menjadi seorang panutan, selamanya tidak akan menjadi panutan dan suri tauladan. Barangsiapa yang tidak yakin dengan keimanannya di tengah syubhat yang menerpanya, maka dia tidak pantas menjadi panutan dan suri tauladan. Bersabarlah terhadap larangan-larangan Allah, mintalah pertolongan dan bersyukur kepada-Nya.

Sobat, perkara penting yang juga dapat menyembuhkan penyakit syahwat adalah sholat. Karenanya, seseorang yang suka menikmati gambar atau majalah porno dan yang terlarang, mendengarkan nyanyian-nyanyian gombal dan mengundang syahwat, pasti sholatnya kurang sempurna dan kurang khusyuk, demikianlah penjelasan DR. A’idh Al-Qarni.

Generasi kebangkitan yang kita dambakan adalah mereka yang memiliki keimanan yang kuat, serta cita-cita mengembalikan umat menuju kejayaan dan keteladanan Islam di seluruh dunia serta membimbing manusia ke jalan Allah SWT. Generasi yang istiqomah melakukan amar makruf nahi munkar. Rasulullah SAW besabda: “ Katakanlah yang benar, meskipun pahit(akibatnya)” ( terjemahan HR Ibnu Hibban). Memang kebenaran itu sangat pahit sehingga memenggalkan kepala.Kebenaran itu pahit sehingga melenyapkan nyawa. Dan kebenaran itu pahit sehingga mengalirkan darah. Tetapi katakanlah yang benar, meskipun dia sangat pahit.

Sobat, apa keistimewaan kita di hadapan bangsa-bangsa lain? Keistimewaan kaum muslimin di hadapan umat atau bangsa yang lainnya adalah bahwa kita beramar makruf, bernahi munkar, dan beriman kepada Allah SWT.

Apabila berlepas dari keistimewaan ini, maka kita akan jatuh dari pandangan Allah dan akhirnya kita juga jatuh dari pandangan bangsa-bangsa lain. Tidak ada kemuliaan tanpa Islam. Tidak ada Islam tanpa tegaknya syariah. Tidak akan sempurna tegaknya syariah tanpa diterapkannya Al Qur’an dan As Sunnah. Allahu Akbar!!!!!

 

 

 

 

 

( Spiritual Motivator – DR.N.Faqih Syarif H, M.Si Penulis Buku Gizi Spiritual dan Character Building )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Telp/SMS/WA 0812 1720 9001