Bacaan sholawat, doa, dan pujian yang kita panjatkan kepada Allah SWT untuk Nabi kita, Rasulullah SAW ada banyak macamnya. Salah satunya adalah “Sholawat Asyghil“. Sholawat ini dahulu amat akrab di telinga kaum muslimin karena sering terdengar dari masjid-masjid dan mushola-mushola menjelang maghrib. Begitu pula para Santri Yayasan Pondok Pesantren Al Ihsan Baron (Pondok Pesantren Baron) yang kerap kali membaca “Sholawat Asyghil” menjelang menunaikan Ibadah Sholat Fardhu sebagai pujian kepada Allah SWT.

Sholawat ini menemukan momentum di kala kaum muslimin sedang dalam suasana genting, seperti kondisi sekarang ini dimana kaum muslimin seringkali mendapat perlakuan kurang adil dari banyak pihak. Berikut ini adalah syair Sholawat Asyghil (sibuk) :

ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠﻰَ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ، ﻭَﺃَﺷْﻐِﻞِ ﺍﻟﻈَّﺎﻟِﻤِﻴﻦَ ﺑِﺎﻟﻈَّﺎﻟِﻤِﻴﻦَ 
ﻭَﺃَﺧْﺮِﺟْﻨَﺎ ﻣِﻦْ ﺑَﻴْﻨِﻬِﻢْ ﺳَﺎﻟِﻤِﻴﻦَ ﻭَﻋﻠَﻰ ﺍﻟِﻪِ ﻭَﺻَﺤْﺒِﻪِ ﺃَﺟْﻤَﻌِﻴﻦ

 
ALLOHUMMA SHOLLI ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIN, WA ASYGHILIDZ DZOOLIMIINA BIDZ-DZOOLIMIINA WA AKHRIJNAA MIN BAYNIHIM SAALIMIIN WA ‘ALAA ALIHI WA SHOHBIHII AJMA’IN

  • Ya ALLAH, limpahkanlah sholawat kepada junjungan kami Nabi Muhammad,
  • dan sibukkanlah orang-orang zhalim (agar mendapat kejahatan) dari orang zhalim lainnya,
  • keluarkanlah kami dari kejahatan mereka dalam keselamatan,
  • dan berikanlah sholawat kepada seluruh keluarga Nabi, serta para sahabat beliau.

Sholawat ‘Asyghil’ (sibuk) ini selain memohonkan rahmat ALLAH untuk Rasulullah saw, juga bertujuan untuk memohon keselamatan dari kezhaliman para penguasa.

Sejarah Sholawat Asyghil

Konon do’a tersebut dipanjatkan oleh Imam Ja’far ash-Shadiq (wafat 138 H), salah seorang tonggak keilmuan dan spiritualitas Islam di awal masa keemasan umat Islam. Beliau hidup di akhir masa Dinasti Umawiyyah dan awal era Abbasiyyah yang penuh intrik dan konflik politik.

Sholawat ‘Asyghil’ ini juga dikenal dengan sebutan Sholawat ‘Habib Ahmad bin Umar al-Hinduan Baalawy’ (wafat 1122 H). Dikarenakan sholawat ini tercantum di dalam kitab kumpulan sholawat beliau, ‘al-Kawakib al-Mudhi’ah Fi Dzikr al-Shalah Ala Khair al-Bariyyah’. Namun beliau hanya mencantumkan, bukan mengarang redaksinya.

Sholawat ini pertama kalinya dipopulerkan di Indonesia melalui pemancar radio milik Yayasan Pesantren As-Syafi’iyyah yang diasuh ulama besar Betawi, almarhum KH Abdullah Syafi’i (wafat 1406 H). Sholawat ini dibawakan dengan naghom (nada) yang sangat menyentuh hati, indah didengar, dan terasa sejuk di hati pembaca dan pendengarnya.
Semoga dengan membaca Sholawat Asyghil ini membuat khususnya para Santri Pondok Pesantren Baron dan umumnya kaum muslimin terhindar dari maraknya kezholiman di zaman modern sekarang.

Selamat berlibur, Selamat berkumpul bersama keluarga.

Salam Sukses Berkah

satu Respon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *