Pada tahun 2007 usaha yang awalnya hanya musiman qurban, kita kembangkan dengan mendirikan warung sate dan layanan aqiqah di Kediri dengan menggunakan kerjasama syirkah mudlorobah dengan Kampoeng Ternak Dompet Dhuafa Repulika sebesar Rp.19,900,000,00. Pada tahun ini juga kita mendirikan Badan Wakaf Peduli Dhuafa untuk membantu mengakumulasi dana-dana Ziswaf dari masyarakat. Hal ini kita maksudkan supaya kemanfaatan kita tidak hanya berhenti di saat Qurban saja. Keuntungan warung sate dan aqiqah kita pergunakan untuk menggaji relawan Peduli Dhuafa sehingga dana ZISWAF yang bisa dikumpulkan bisa ditasarufkan 100%. Pada 2008 warung sate dan aqiqah kita kembangkan di Nganjuk.
Pada hari raya qurban 2008, tepatnya pada 10 Desember 2008 (11 Dulhijjah, hari tasyrik), hari ke-3 kami dan tim mentasarufkan hewan qurban pada program Tebar Hewan Kurban Dompet Dhuafa Republika. Saya mengikuti ujian penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Atas ijin dan pertolongan Allah SWT saya dinyatakan diterima sebagai CPNS dan mulai aktif bekerja pada 19 Mei 2009. Mohon maaf sebelumnya, selama 12 tahun (7 April 1997 – 6 April 2009) saya bekerja di PT. Ultra Medica Sejahtera yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan berupa laboratorium klinik Ultra Medica sebagai Radiografer dan sejak 1 September 2001- 6 April 2009 menjabat sebagai internal Auditor. Menjadi berkah tersendiri karena saat menjadi internal auditor saya harus berkeliling ke 12 cabangĀ Laboratorium Ultra Medica, baik di Jawa Timur, Yogyakarta, Solo, dan Semarang Jawa Tengah, serta Mataram NTB. Dengan menjadi CPNS, saya selalu di Nganjuk sehingga bisa semakin fokus dalam menjalankan usaha aqiqah dan qurban serta mudah dalam mengontrol Peduli Dhuafa.
Alhamdulillah hari baik itu datang kembali. Usaha aqiqah yang awalnya berkerjasama dengan Dompet Dhuafa Republika. Pada bulan Februari 2010, saat Temu Mitra peternak Dompet Dhuafa Republika di Hotel UIN Syarif Hidayatullah Jakarta oleh drh. Abdul Jabbar (GM DD Livestock, nama baru dari Kampoeng Ternak DD Republika) saya di tawari bagaimana kalau usaha warung sate itu di kelola sendiri dengan kata lain dana Dompet Dhuafa Republika ditarik dengan alasan supaya para mitra bisa mandiri. Antara percaya dan tidak atas tawaran tersebut, akhirnya saya menyetujuinya. Atas pertolongan Allah SWT, dengan modal baru dan pemilik baru yakni saya (tidak lagi Dompet Dhuafa), saya mengucurkan dana Rp.32.900.000,- untuk pengembangan Aqiqah Nganjuk. Melihat perkembangan jasa aqiqah di Nganjuk cukup bagus, saya memutuskan untuk mendirikan Aqiqah Berkah di Jombang, Tulung Agung, dan Madiun dengan melibatkan banyak investor baik dari karyawan ataupun orang lain (bukan karyawan) dalam bentuk syirkah mudhorobah. Sementara warung sate baik di Kediri maupun di Nganjuk kita tutup agar layanan jasa aqiqah bisa lebih fokus dan optimal. Dalam perjalanannya karena yang terlibat sebagai investor banyak, satu persatu dana investasinya ditarik, meskipun alhamdulillah secara pribadi bisa saya ganti atau saya beli sehingga sejak 2013 untuk Aqiqah Berkah Kediri, Nganjuk, Jombang, dan Tulung Agung investasinya 100% menjadi milik saya dan dibagi ke anak-anak, sedangkan Madiun sekitar 75%.