Catatan Harian Abi Abdul Aziz dengan judul “Jangan Takut Memulai” Senin 22 Januari 2018, menurut saya itu hanya cocok untuk yang belum punya pekerjaan. Lalu bagaimana dengan kami yang saat ini sudah bekerja dengan orang lain, tetapi ingin sekali punya bisnis?

Memulai untuk bisnis sebenarnya bisa dilakukan oleh siapa saja, baik yang  dari sisi waktu itu bebas (tidak terikat akad kerja dengan siapapun) atau dia adalah karyawan/pegawai (baik swasta, BUMN, PNS,TNI, POLRI, Guru, dll). Memang untuk yang tidak terikat akad dengan orang lain, dia bisa mencurahkan waktu, tenaga, dan pikiran dengan lebih banyak dan optimal. Sedangkan yang saat ini terikat sebagai karyawan/pegawai (baik swasta, BUMN, PNS,TNI,POLRI, Guru, dll), maka tentu membutuhkan tenaga dan waktu yang extra untuk merintis bisnisnya. Hal terpenting bagi seorang muslim tentu kita harus memahami akad saat bekerja. Tidaklah sesuai dengan syariat islam ketika kita bekerja sebut, misalnya PNS dengan waktu kerja jam 07.00-14.00 (Senin-Kamis), Jum’at pukul 07.00-11.00, dan Sabtu pukul 07.00-13.00, tetapi disaat yang sama justru merintis usaha/bisnis. Kita keliling dari satu ruangan ke ruangan lain untuk memasarkan dagangan kita atau waktu yang ada kita habiskan untuk menghubungi klien dan customer kita sehingga tidak hanya mengganggu kalau tidak boleh dikatakan mengabaikan pekerjaan kita sebagai PNS, tetapi juga mengganggu dan menimbulkan rasa tidak nyaman bagi teman kerja kita. Tentu yang demikian tidak boleh karena jelas menyalahi akad kita sebagai PNS. Yang boleh kita lakukan adalah merintis usaha dan menjalankan usaha di waktu lain selain jam kerja sebagai PNS tadi. Hal ini juga berlaku untuk karyawan, baik swasta, BUMN, TNI, POLRI, Guru, dll.

Saya dulu setelah menikah dan bekerja dengan orang lain juga demikian. Ketika merintis usaha jualan kue, pagi berangkat kue saya titipkan di kos mahasiswa UNAIR, saat pulang baru dilihat atau diambil kembali, begitu seterusnya. Ketika mulai berganti usaha pada tahun 1999 dan skalanya lebih besar yakni jualan hewan Qurban, saya sudah terbiasa menggunakan tim. Saya juga selalu langganan rutin 3 atau 4 hari saat idul adha untuk mengambil jatah cuti tahunan dan fokus mengurus hewan-hewan qurban kami.

Alhamdulillah saat PNS pada tahun 2009, saya justru mengalami kondisi masuk kerja secara shift di RSUD Nganjuk. Ini tentu sangat menguntungkan bagi saya. Karena dalam putaran kerja satu minggu yang terbagi dalam 8 hari (untuk pegawai shift), saya dapat libur dua hari dan hanya dua hari saja yang masuk pagi, sisanya dua hari sore dan dua hari malam. Itupun masih ada kemudahan dari pimpinan saat itu untuk tukar jaga. Saya sering mengambil kerja sabtu dan ahad secara full time karena biasanya teman-teman juga sering menggunakan waktu sabtu dan ahad untuk berlibur dan bercengkerama bersama keluarga. Saat itu kondisi seperti ini juga saya manfaatkan. Intinya saya justru sering bekerja saat teman-teman berliburhari sabtu dan ahad dan saya justru merintis,serta membangun bisnis saat teman-teman bekerja. Memang harus bersusah payah, berikhtiar, mencurahkan segenap waktu, tenaga, dan pikiran, serta dana melebihi orang lain yang mohon maaf tidak ingin membangun bisnis. Belum lagi kita harus menjalankan kewajiban kita yang lain sebagai seorang muslim, yaitu mengemban dakwah.

Tatkala bisnis sudah berjalan dan alhamdulillah sistem sudah terbentuk dengan cukup rapi, tahun 2016 saya memutuskan untuk mengupgrade diri dan mengejar ilmu yang bisa jadi tertinggal dengan teman-teman lainnya di bidang pekerjaan yang selama ini saya tekuni, yakni Teknik Radiologi dengan melanjutkan study Diploma IV di Poltekes Kementerian Kesehatan Semarang. Sejak saat itu agustus 2016 sampai dengan sekarang, alhamdulillah selalu masuk pagi dari senin sampai dengan sabtu. Pekerjaan-pekerjaan teknis yang biasanya saya terlibat langsung di dalamnya (1997-2009), alhamdulillah sejak tahun 2010 sudah berkurang dan lebih menyibukkan dalam persoalan non teknis, yakni membangun sistem bisnis.

Mohon maaf, saya buat catatan ini dalam rangka tahaduts bi ni’mah supaya anda juga mengalami seperti saya, yakni sebagai karyawan (PNS) tetap bisa membangun bisnis tanpa harus mengorbankan tempat kita bekerja yang berakad sebagai karyawan (PNS). Dengan itu usaha kita tidak hanya tumbuh dan berkembang, namun yang lebih penting adalah kita mendapatkan berkah atas upaya yang kita lakukan.

Semoga Allah SWT juga memberikan kemudahan kepada anda semua. Satu prinsip dalam diri saya, yakni sukses itu (saya menyebutnya Sukses Berkah) baru bisa diraih tatkala kita bisa mengantarkan orang-orang di sekitar kita meraih kesuksesan sama dengan kita atau melebihinya, Insya Allah.

Salam Sukses Berkah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *