Hubungi Kami 0812 1720 9001

Berawal Dari Sepeda Motor Yang Hilang (4)

Seiring dengan perkembangan aqiqah berkah dan pengelolaan hewan Qurban, Peduli Dhuafa juga berkembang dengan baik karena sebagaimana saya sampaikan dicatatan sebelumnya. Peduli Dhuafa kita lahirkan dalam rangka untuk menghimpun dana ZISWAF (Zakat Infaq Shodaqoh dan Wakaf), dimana 100% dana yang terakumulasi disalurkan sesuai peruntukannya dan kepada yang berhak menerima tanpa dikurangi untuk biaya operasional apalagi gaji karyawan. Ini tidak lepas dari peran dan kontribusi dari pengelolaan syirkah mudlorobah aqiqah berkah di mana 40% hasil bersihnya diserahkan kepada Peduli Dhuafa. Atas kolaborasi yang bagus tersebut alhamdulillah atas ijin Allah SWT pada bulan November 2007 kita membeli tanah seluas 258 ru (3.628 m2).

Perlu diketahui bahwa selama lebih dari 10 tahun (1999-2009), aktifitas yang kita lakukan ini hanya kita kelola bertiga, yaitu : saya, ustadzah Roihatul Jannah, dan pak Mahfudz Efendi dengan beberapa karyawan yang keluar masuk. Baru tahun 2010 kita merekrut karyawan dengan jumlah yang  banyak, yakni lebih dari 10 orang. Usaha aqiqah dan qurban pun semakin dimudahkan Allah. Keuntungan aqiqah dan qurban kita tasarufkan untuk membeli tanah baru lagi di samping menggaji karyawan Peduli Dhuafa. Tanahpun berkembang menjadi 416 ru (5.850m2). Pada tahun 2010 kita mulai membangun pondasi bangunan utama (33 x 14 m) dengan desaign kekuatan pondasi untuk 3 lantai asrama  panti asuhan yatim piatu. Namun atas masukan dan saran dari Direktur Kampoeng Ternak Nusantara Dompet Dhuafa saat itu, rencana mendirikan panti asuhan tersebut kita batalkan sehingga berdampak pada berhentinya pembangunan.

Pada bulan Ramadhan 1432 H (Agustus 2011) kita memulai lagi pembangunan gedung di tanah yang kita miliki tetapi tidak melanjutkan pondasi yang telah kita seleseikan pada tahun 2010. Pada hari Ahad, 4 September 2011 bertepatan dengan 4 Syawwal 1432 H, saya mengundang Ustadz Iksan Abadi (Surabaya), Ustadz Abdul Karim Wulyo (Sidoarjo), ustadz Faqih Syarif Hasyim (Sidoarjo), Ustadz Hisyam Hidayat (Surabaya), Ustadz M. Arodli (sidoarjo), Ustadz Chairul Huda (Nganjuk), bersama dua puteri saya (Rif’atus Sholihah dan Fathimatuz Zahroh) untuk halal bi halal Surabaya dengan agenda utama mendirikan sekolah dan pesantren. Kesepakatan yang kami ambil adalah mendirikan SD Alam Bina Insan Mandiri. Dalam perjalanannya rencana mendirikan SD kita rubah. Pada awal 2012 kita sepakati ulang bahwa yang kami dirikan adalah SMP Bina Insan Mandiri dan PP Al-Ihsan Baron. Alhamdulillah pembanguan berjalan lancar dan berhasil membangun 6 lokal yang dananya berasal dari syirkah mudhorobah Aqiqah Berkah, kelebihan pengelolaan dari jual beli kambing dan domba Qurban baik melalui jualan langsung ataupun bekerjasama dengan program Tebar Hewan Kurban Dompet Dhuafa Republika, serta donatur Peduli Dhuafa.

Bismillahirahmanirrahim, atas pertolongan dan ijin Allah SWT tepat 9 Juli 2012 KBM SMP Bina Insan Mandiri dan Pondok Pesantren Al-Ihsan kita mulai dengan santri pertama berjumlah 37 anak, serta kita tetapkan sebagai pengasuh pondok pesantren Al Ihsan Baron adalah almukarom Kyai Drs.Abdul Karim Wulyo. Pada tahun pertama ini, kita juga tidak menarik uang gedung kepada para wali santri sehingga hasil dari aqiqah dan qurban serta Peduli Dhuafa terus kita pergunakan untuk menyokong keberlangsungan sekolah dan pondok tersebut hingga akhirnya pada akhir masa Qurban 2013, Bapak Mahfudz Efendi (Direktur Aqiqah Berkah), bapak Taufik (Aqiqah Berkah Kediri), Bapak Riyono (Aqiqah Berkah Jombang), ustadzah Roihatul Jannah serta saya bersepakat bahwa 2014 merupakan tahun terakhir mensupport sekolah dan Pondok pesantren Al-Ihsan karena kita anggap mulai mandiri, dimana kepedulian dari walisantri sudah cukup bagus dan besar kepada lembaga pendidikan ini dimana anak-anak mereka dititipkan untuk menjadi anak-anak yang sholih/ah, Aamiin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Telp/SMS/WA 0812 1720 9001