Hubungi Kami 0812 1720 9001

Istiqomah di Jalan Kebenaran

By : S. Asadullah (Mudir Ma’had Al-Ihsan Baron)

Allah SWT berfirman:

اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلٰٓئِكَةُ اَ لَّا تَخَافُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَبْشِرُوْا بِالْجَـنَّةِ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ

“Sesungguhnya orang-orang yang berkata, Tuhan kami adalah Allah. Kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.” (QS. Fussilat 41: Ayat 30)

Pelajaran yang bisa dipahami dari ayat tersebut, diantaranya :

1. Perintah beristiqomah dalam keimanan
Menurut bahasa, istiqomah artinya adalah al-i’tidâl (lurus). Dikatakan : اقام الشيء واستقام artinya اعتدله (meluruskan/meneguhkannya). Para shahabat dan para ulama tafsir berbeda pendapat mengenai makna istiqomah dalam ayat tersebut, seperti yang disebutkan dalam kitab-kitab tafsir yang mu’tabar.

Imam al-Qurthubi memberikan kesimpulan dari berbagai penafsiran mengenai arti istiqomah,

قلت : وهذه الأقوال وإن تداخلت فتلخيصها : اعتدلوا على طاعة الله عقدا وقولا وفعلا ، وداموا على ذلك .

“Aku katakan : Berbagai pendapat tersebut saling memperkuat, kesimpulannya adalah : lurus/konsistenlah kamu di atas ketaatan pada Allah SWT, baik secara aqidah/keyakinan, perkataan maupun perbuatan, serta tetap berlangsung seperti itu”. Artinya, seorang mukmin diperintahkan Allah SWT beriman kepada Allah Yang Maha Esa kemudian istiqomah di atasnya dan di atas ketaatan hingga Allah SWT mewafatkan mereka. Mereka tidak berpaling dan menyimpang sedikitpun dari keimanan dan ketaatan. Mereka konsisten di atas keimanan, sekalipun aral melintang menghadang. Tidak peduli dengan celaan dan cacian orang yang suka mencela. Hal ini ditunjukkan oleh hadits di bawah ini:

عَنْ سُفْيَانَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الثَّقَفِيِّ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قُلْ لِي فِي الْإِسْلَامِ قَوْلًا لَا أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدًا بَعْدَكَ قَالَ قُلْ آمَنْتُ بِاللَّهِ فَاسْتَقِمْ

Dari Sufyan bin Abdullâh ats-Tsaqafi, ia berkata: Aku berkata, “Wahai Rasûlullâh, katakan kepadaku di dalam Islam satu perkataan yang aku tidak akan bertanya kepada seorangpun setelah Anda!” Beliau menjawab: “Katakanlah, ‘aku beriman’, lalu istiqomahlah”. (HR Muslim, Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)

2. Balasan bagi mukmin yang istiqamah
Ayat ini menunjukkan bahwa para malaikat akan turun menuju kepada orang-orang yang istiqamah ketika kematian menjemput, di dalam kubur dan ketika dibangkitkan. Para malaikat itu memberikan rasa aman dari ketakutan ketika kematian menjemput, menghilangkan kesedihannya dengan sebab berpisah dengan anaknya karena Allâh adalah pengganti dari hal itu, memberikan kabar gembira berupa ampunan dari dosa dan kesalahan, diterimanya amal, dan kabar gembira dengan surga yang belum pernah dilihat mata, belum pernah didengar telinga, dan belum pernah terlintas dalam hati manusia.

Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan :

وقوله تعالى “تتنزل عليهم الملائكة” قال مجاهد والسدى وزيد بن أسلم وابنه يعني عند الموت قائلين “أن لا تخافوا” قال مجاهد وعكرمة وزيد بن أسلم أي مما تقدمون عليه من أمر الآخرة “ولا تحزنوا” على ما خلفتموه من أمر الدنيا من ولد وأهل ومال أو دين فإنا نخلفكم فيه “وأبشروا بالجنة التي كنتم توعدون” فيبشرونهم بذهاب الشر وحصول الخير

“Maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka,” yakni di saat kematian sambil berkata, “janganlah kamu merasa takut,” yaitu dari perkara-perkara akhirat yang akan mereka hadapi, “dan janganlah kamu bersedih hati,” yaitu dari perkara-perkara dunia yang telah kalian tinggalkan, seperti anak-anak, keluarga, harta, agama karena sesungguhnya Kami akan menggantinya. “Dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu,” lalu mereka diberi kabar gembira dengan hilangnya keburukan dan tercapainya kebaikan.”

Di ayat yang lain Allah SWT juga berfirman:

اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ
اُولٰٓئِكَ اَصْحٰبُ الْجَنَّةِ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا  ۚ جَزَآءًۢ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

“Sesungguhnya orang-orang yang berkata, Tuhan kami adalah Allah. Kemudian mereka tetap istiqomah, tidak ada rasa khawatir pada mereka, dan mereka tidak (pula) bersedih hati. Mereka itulah para penghuni surga, kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-Ahqaf 46: Ayat 13 – 14)

Rasulullah SWT dan para shahabat beliau telah memberi teladan kepada kita dalam hal istiqamah, apa tantangannya dan resiko yang dihadapi. Nabi SAW beserta shahabat menghadapi hambatan, rintangan bahkan ancaman dari kaum musyrik Quraisy. Mulai dihina, diejek, difitnah, diboikot bahkan disiksa dan akan dibunuh mereka rasakan. Itu semua tidak menggoyahkan keimanan dan menyurutkan langkah mereka untuk memperjuangkan dan menegakkan agama Allah SWT.

Allah SWT berfirman:

فَاسْتَقِمْ كَمَاۤ اُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا ۗ اِنَّهٗ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ

“Maka tetaplah engkau (Muhammad) (di jalan yang benar), sebagaimana telah diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang bertobat bersamamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sungguh, Dia Maha Melihat terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Hud 11: Ayat 112)

Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang mampu istiqomah di jalan Allah dalam memperjuangkan dan menegakkan perintah dan kalimat Allah SWT hingga maut menjemput. Sekalipun ujian senantiasa dihadapi, halangan, dan rintangan mengiringi langkah kita di jalan Allah SWT. Amin Ya Rabbal ‘Alamin

Wallahu a’lam

1 Comment

  • by Lian Posted August 30, 2018 18:15

    Aamiin ya rabbal alamin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Telp/SMS/WA 0812 1720 9001