Sobat. Tanpa rasa sakit, rasa nyaman kehilangan nilai. Tanpa air mata, senyuman kehilangan arti. Tanpa kepedihan, kegembiraan kehilangan makna. Tanpa kegelapan, cahaya tidak ada artinya. Tanpa rasa lapar, makanan takkan berguna. Tanpa kegagalan, sukses takkan berguna. Tanpa penderitaan, bahagia kehilangan rasa. Tanpa kesulitan, tidak akan ada kemudahan. ( Faqih Syarif, Telaga Ngebel , 2017 )
Sobat. Allah telah menciptakan lawan atau kebalikan bagi segala sesuatu. Dia menciptakan siang dan malam, musim kering dan musim hujan, laki-laki dan perempuan, panjang dan pendek, bahagia dan sengsara, sakit dan sehat, senang dan menderita. Dia juga menciptakan lawan dari sisi makna bagi segala sesuatu. Karena itulah manusia memahami makna sesuatu.
Seandainya semua manusia tidak ada yang sakit, tentu mereka tidak akan paham arti “Sehat” karena tidak ada yang pernah merasa sakit. Jika semua manusia kaya raya, tentu mereka tidak akan paham arti “kaya” karena toh tidak ada yang pernah merasakan miskin. Seandainya Allah hanya menciptakan malam, manusia tidak akan mengetahui arti siang. Mereka selamanya akan hidup dalam gelap, tidak pernah melihat cahaya dan tidak mengetahui artinya. Maka bagian dari anugerah Allah adalah Dia memberi kita akal untuk berpikir, mencari petunjuk, menganalisis, dan memperbandingkan sehingga kita belajar , memahami, dan semakin dekat kepada Allah.
Mari kita renungkan Allah berfirman dalam surat al-Insyirah :
ﻓَﺈِﻥَّ ﻣَﻊَ ﺍﻟْﻌُﺴْﺮِ ﻳُﺴْﺮًﺍ O ﺇِﻥَّ ﻣَﻊَ ﺍﻟْﻌُﺴْﺮِ ﻳُﺴْﺮًﺍ O
“ karena Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.” ( QS. Al-Insyirah 5-6 )
Sobat. Allah menempatkan kedua kata (Kesulitan-Kemudahan) dalam satu kalimat yang sama. Kita juga melihat kata al-‘Usr dalam bentuk kata ma’rifah dengan partikel alif dan lam yang mengandung arti keterbatasan. Sementara tidak ada alif Lam pada kata yusra – kemudahan. Sebab kemudahan tidak terbatas dan kebaikannya pun tidak terbatas.
Sobat. Sekali lagi saya bertanya, seandainya tidak ada kesulitan, mungkinkah kita pahami arti kemudahan? Tanpa ada kesulitan, mungkinkah akal kita bisa dipergunakan untuk menganalisis, memahami, dan memperbandingkan, serta berlogika? Tanpa masalah dan kesulitan, mungkinkah manusia belajar dari kesalahan agar mengetahui makna kemudahan, kesuksesan, dan kebahagiaan? Tentu saja jawaban untuk semua pertanyaan itu adalah TIDAK !
Sobat. Dengan adanya kesulitan itu bisa membuat kita kedekatan dan ketergantungan yang lebih kuat kepada Allah sehingga anda merasa aman bersama-Nya karena Dia telah berjanji bahwa bersama kesulitan ada kemudahan. Dengan adanya kesulitan, kita berkembang menjadi semakin cerdas, waspada, serta memiliki kemampuan dan kecakapan baru dalam menghadapi masalah. Kita juga memiliki kemampuan baru untuk menciptakan kemudahan. Tidak hanya itu, Allah juga akan menghapus dosa-dosa kita sebagai balasan atas musibah, bencana, dan kesulitan yang kita alami sehingga akhirnya kita merasakan kemudahan dan kebahagiaan.
Sobat. Kesulitan dan kemudahan adalah dua kekuatan yanga saling mengisi dan melengkapi hingga akhir zaman. Keduanya dibutuhkan untuk menciptakan perubahan dan kemajuan pada masa depan.
Sobat. Jalanilah sungguh-sungguh setiap saat dalam hidup anda seakan-akan itu adalah saat terakhir. Jalani kehidupan dengan menjaga cintamu kepada Allah SWT. Jadikan akhlak dan perilaku Rasulullah Saw sebagai teladan. Gunakan segala pengetahuan dan kecakapan untuk membuat kehidupan anda lebih baik, lebih maju, dan lebih terarah. Bekerja dan berjuanglah dengan penuh disiplin. Hadapilah segala kesulitan dan masalah dengan sabar, seraya tetap menjaga harga diri dan kehormatan. Jalanilah hidup anda dengan cinta dan penghargaan terhadap potensi yang anda miliki.
Salam dahsyat dan luar biasa !
(Spiritual Motivator – N. Faqih Syarif H, Penulis buku-buku motivasi dan pengembangan diri. Narasumber tetap Thank God Tommorow is Friday Radio SMART 88.9 FM Surabaya. Pengurus Komnasdik Jatim. www.faqihsyarif.net )