Saya pada awalnya juga termasuk orang yang yang tidak pernah membuat proposal hidup. Saya yang dilahirkan dengan nama kecil Karnoto, dimasa kanak – kanak ingin menjadi seorang insinyur pertanian. Hal ini tidak terlepas karena memang saya hidup di desa, Desa Kediren Kecamatan Kalitengah Kabupaten Lamongan yang jauh dari keramaian kota. Pemandangan sehari-hari adalah hamparan hijau sawah. Saat memasuki dunia SMA, saya wujudkan impian tersebut dengan masuk IPA jurusan Biologi pada tahun 1989 di SMAN Sidayu Gresik. Tapi apa mau dikata, justru saya saat lulus SMA ingin menjadi dokter hewan. Kemudian saya mengikuti UMPTN (Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri) dengan mengambil jalur IPC agar bisa di terima di PTN dengan mengambil Fakultas Kedokteran Hewan UNAIR,Unibraw, serta Fakultas Hukum Udayana Bali. Alhamdulillah meskipun tidak masuk Fakultas Kedokteran Hewan, saya diterima di Fakultas Hukum Udayana Bali. Sayapun berangkat ke Bali dan daftar ulang saya lakukan sampai selesai. Menjelang dhuhur saya mencari masjid untuk mengikuti sholat Jum’at, namun tidak menemukan masjid di kampus baru Udayana di Bukit Jimbaran sehingga tidak bisa ikut sholat jum’at. Derai air mata menangis tentu tidak bisa saya cegah karena tidak bisa sholat jum’at tersebut.  Akhirnya bismillahirohmanirrahim, saya memutuskan untuk pulang kembali ke Surabaya setelah mengqodho’ sholat dhuhur dan ashar. Sesampai di Surabaya, alhamdulillah saya mendapat kabar bahwa saya diterima di Diploma III Radiologi Universitas Airlangga, meskipun terus terang saya tidak paham apa itu Radiologi.

Kuliah di Diploma III Radiologi Fakultas Kedokteran Unair membawa saya menjadi seorang aktivis kampus. Dimulai dari meniti menjadi aktivis mahasiswa pecinta alam “WANALA” Unair, maklum sejak SD-SMA saya aktif di kegiatan Pramuka. Kemudian bergeser mengikuti pembinaan di UKKI (Unit Kegiatan Kerohanian Islam) Masjid Nuruzzaman Unair dan  Himpunan Mahasiswa Radiologi sampai Senat Mahasiswa FK Unair.

Menjadi Kepala Departemen Qur’an Raeding Course UKKI Unair menjadi berkah bagi saya. Menjelang lulus kuliah saya mendapat amanah dari koordinator dosen MKDU Agama Islam, Bapak Drs.Muadib Aminan Mag., untuk menyiapkan dan merintis sekaligus menjadi ketua pelaksana pertama program PBA (Pembinaan Baca Al-Qur’an) pada tahun 1995/1996. Sebuah program baru di Unair saat itu yang wajib diikuti oleh mahasiswa baru yang mengambil mata kuliah Agama  Islam. Karena itu pula, saya harus menunda bekerja selama satu semester, tepatnya 7 bulan pasca saya lulus Unair.  Alhamdulillah, informasi yang saya dapat sampai dengan saat ini untuk program PBA ini masih menjadi program yang dijalankan di UNAIR. Semoga terus berkelanjutan, membawa kebaikan, dan keberkahan bagi Mahasiswa/i Unair, aamiin.

Setelah bekerja, tepatnya 11 bulan bekerja di RSI Al-Ihsan Balendah Bandung. Saya membangun hidup baru dan berkeluarga pada tahun 1997, merintis Qurban 1999, dan aqiqah 2007. Disaat yang sama 12 tahun saya bekerja sebagai karyawan di PT. Ultra Medica Sejahtera (Laboratorium Klinik Ultra Medica) sebagai Radiografer dan Internal Auditor.  Pada 2009 saya menjadi PNS di RSUD Nganjuk (silahkan baca Catatan Abi Abdul Aziz, Berawal Dari Sepeda Motor Yang Hilang 1-5). Akhirnya pada 25-27 Februari 2011 di Bogor, saya mengikuti sebuah Training Bothcamp and Contest I (TBnC I) yang diadakan oleh akademi trainer dengan trainer tunggal yakni Inspirator Sukses Mulia Bapak Jamil Azzaini. Di acara itulah untuk pertama kali saya diajari apa itu proposal hidup dan bagaimana membuat proposal hidup. Silahkan simak terus tulisan saya untuk mendapatkan Tips Membuat Proposal Hidup.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *